Operasi meremajakan atau mengembalikan ke bentuk vagina seperti masih perawan kini semakin menjadi tren. Namun yang menyedihkan, tren itu bahkan merebak di kalangan remaja putri.
Dokter melaporkan anak-anak berumur 11 kini juga melakukan operasi. "Konsep kecantikan telah diperpanjang, ke mencari mencari alat kelamin yang benar," kata Dr Sachin Dhawan.
Para ahli juga menyebut semakin banyak perempuan muda yang mencari operasi peremajaan vagina.
Sebelumnya, operasi peremajaan vagina dilakukan para perempuan yang telah beberapa kali melahirkan melalui vagina atau normal sehingga mengalami kekenduran. Seperti dilansir dari dailymail.co.uk.
Namun kini operasi vagina lebih bertujuan untuk kosmetik demi meningkatkan penampilan alat kelamin atau meningkatkan kepuasan seksual. Ini juga yang menyebabkan tumbuh suburnya vagina designer.
"Ini benar-benar memprihatinkan, karena [tren] benar-benar melanda usia muda, di usia remaja. Saya mendengar tentang seorang ibu dimana putrinya yang berusia 16-tahun dan 11-tahun ingin mendapatkan penampilan vagina yang lebih baik. Ini tidak benar, " ujar Dr Iglesia, seorang ginekolog di Washington, DC ketika menulis sebuah editorial di edisi Juni jurnal Obstetrics and Gynecology.
Para kritikus percaya para perempuan mengambil tindakan operasi demi kesempurnaan fisik yang ideal, dan ahli bedah mengatakan, sebagian besar pasien telah dipengaruhi oleh pornografi di internet dan industri media.
Pada 2011 lebih dari 2.140 perempuan di AS menjalani peremajaan vagina, menurut American Society for Bedah Plastik Estetis sedangkan International Society of Aesthetic Plastic Surgeons menempatkan total di hampir 5.200 tahun 2010.
Para ahli mencatat angka itu tidak termasuk prosedur legal yang dilakukan oleh dokter ahli kandungan.Dan tahun lalu, menurut angka NHS permintaan untuk bedah kosmetik genital di Inggris naik lima kali lipat selama satu dekade.
"Lebih banyak perempuan hari ini cemas tentang estetika bagian pribadi mereka.Konsep kecantikan telah diperpanjang dari memiliki pipi yang penuh hingga memiliki alat kelamin yang benar," kata Dr Sachin Dhawan.